Friday, July 21, 2017

Pengalaman dalam Proses Pembuatan Kartu BPJS / Kartu Indonesia Sehat

Sejak dimulainya program jaminan kesehatan nasional sejak tahun 2014 saya baru tertarik atau lebih tepatnya baru bisa membuat BPJS pada juni 2017 ini. Karena saya sebelumnya saya sudah terlanjur malas membayangkan kerumitan birokrasi dan administrasi dalam proses pembuatannya, terlebih lagi sekarang jika ingin mendaftar BPJS Harus 1 kartu keluarga didaftarkan. Bikin tambah males karena:

1. Di dalam kartu keluarga saya ada 1 orang tambahan di luar keluarga inti. Dia adalah adik ibu saya (om) yang tinggal jauh dan bukan penduduk jakarta yang entah bagaimana ceritanya dia bisa ada di kartu keluarga saya. Jadi dia itu semacam punya double ID. Tidak terbayang repotnya mengurus ini semua pasti harus bolak balik ke kelurahan dan kecamatan.

2. Ayah Ibu saya sudah terdaftar aktif di AsKes. Juga saya dan adik saya juga dulu pernah menjadi anggota AsKes, tapi sekarang sudah tidak aktif lagi. Itu proses perpindahannya gimana saya pun saya sama sekali tidak mengerti. 

3. Adik saya walaupun dia KTP Jakarta tapi tinggal dan bekerja di Medan. Tentu saya bingung apa nanti pilihan faskes 1 dalam 1 KK harus sama semuanya?

Lalu saya coba optimis dengan mencoba daftar online, siapa tau bisa. Sebelum daftar online, siapkan kartu keluarga dan semua nomor KTP anggota keluarga. Saya masukan semua data dengan hati-hati. Lalu next 》 saya malah makin pusing! Karena saya disebut disitu sudah mendaftar dan sudah memiliki nomer BPJS. Nyerah deh saya sama yang online-online di birokrasi Indonesia ini.

Saya mantapkan untuk datang saja ke kantor BPJS langsung. Datanglah saya ke kantor BPJS Jakarta Selatan (sesuai domisili KTP). Dengan membawa semua dokumen yang diperlukan (yang saya tahu dari hasil googling): 
1. Fotokopi KTP + KTP asli 
2. Fotokopi KK + KK asli 
3. Pas foto. Warna latar apa saja (kalo saya merah, saya edit dulu di photoshop) 
4. Buku tabungan (kalo saya BNI) + Fotokopinya. 
5. Fotokopi ktp adik saya. Karena ayah ibu saya sudah terdaftar askes dan saya tidak punya ktp om saya.


Sampai disana sudah terlihat antrian yang membludak sekali. 
1. Antrian di lobi (pelayanan informasi) 
2. Antrian di ruang A untuk ambil / cetak kartu. 
3. Antrian di ruang B untuk perubahan data (pindah kelas dan pindah faskes) 
4. Antrian di luar untuk pendaftaran.


Pelayanan Informasi (tepat di Lobi setelah pintu masuk)

Ruang A, tempat cetak dan ambil kartu.

Ruang B, tempat perubahan data.


Penting untuk diingat: batas waktu pengambilan nomer antrian hanya sampai jam 3 sore. Yang letaknya dekat pintu masuk utama (disana ada satpam biasanya).

Karena ada banyak hal yang mau saya tanyakan dulu, jadi saya tidak langsung ambil nomer antrian. Tapi antri dulu di pusat infomasi. Dan antri disini cukup lama karena memang banyak yang bingung. Saya antri sambil harap-harap cemas, semoga dapat dipermudah semuanya. Dan ternyata memang benar ga serumit itu:

1. Yang wajib didaftarkan adalah ANGGOTA KELUARA INTI SAJA. Yaitu ayah, ibu, adik, kakak. Selebihnya tidak harus. 

2. Namun bila tetap ingin mendaftarkan om saya yang bukan keluarga inti TETAP BISA walaupun bukan KTP Jakarta. Dan bahkan tagihannya bisa dibuat terpisah, serta tidak perlu membawa ktp dia. Kartu keluarga saja cukup. 

3. Karena ayah ibu saya sudah terdaftar askes. Maka yg perlu didaftarkan hanya saya dan adik saya saja. Saya dan adik saya menjadi 1 tagihan tiap bulannya. Ayah ibu saya tetap terpisah tagihannya walaupun 1 KK. 
(Update: yang kemudian walaupun ayah ibu saya sudah migrasi dari askes ke BPJS, tetap tagihan kami tidak disatukan) 

4. Adik saya yang bekerja di Medan BISA memilih faskes 1 sesuai dengan domisilinya saat ini. Jadi ga harus sama dengan saya. 

5. Namun begitu, kami berdua tidak bisa memilih kelas yang berbeda. Karena awalnya saya ingin kelas 3 saja dikarenakan saya masih sehat, hanya butuh BPJS untuk urusan gigi saja. Sedangkan adik saya ingin kelas 1. Akhirnya setelah dipertimbangkan kita ambil yang kelas 3, pindah ke kelas 1 nanti saja jika sudah mulai sakit-sakitan atau ada rencana hamil hehe. Oh iya, perpindahan kelas baru bisa dilakukan setelah 1 tahun sejak pendaftaran.

6. Karena memilih kelas 3, maka TIDAK DIBUTUHKAN BUKU TABUNGAN.
7. Dan juga ternyata pendaftaran BPJS TIDAK PERLU PAS FOTO. Lantas yang saya baca-baca di google mungkin aturan lama.


Jadi, dokumen fisik yang perlu dibawa sebenarnya hanya 2: KK ASLI BESERTA FOTOKOPI & KTP PENDAFTAR UTAMA (saya).

Penting: ini adalah pengalaman pribadi saya di Bpjs cabang Jakarta Selatan. Pengalaman yang akan terjadi pada orang lain sangat mungkin berbeda tergantung kapan dan petugas melayani anda saat itu. Namanya juga birokrasi bok!

Setelah semuanya jelas, saya ambil formulir pendaftaran. Tanya satpam, formulir mana yang harus diambil untuk pendaftaran pertama kali. Karena ada banyak jenis-jenis formulir disana. Setelah itu silahkan lengkapi form dan cari faskes 1 yang kira-kira cocok. Setahu saya ada 2 jenis pilihan faskes 1, yaitu klinik atau puskesmas tingkat kelurahan. Saya pilih klinik dekat rumah saya ketimbang puskesmas kelurahan karena klinik itu kelihatannya cukup bagus dengan bangunan yang baru dan terawat, disana ada 2 poliklinik, poli umum dan poli gigi. Sedangkan adik saya memilih klinik dekat tempat kerjanya di Medan.
Setelah selesai mendaftar silahkan pulang dan tunggu ada sms yang masuk yang berisi nomer virtual akun anda. 

Uang premi pertama baru bisa ditransfer setelah 2 minggu sejak pendaftaran. Saya bayar melalui atm BNI. Ketika melakukan pembayaran cukup masukan nomer virtual akun anda saja, tagihan anggota lain sudah tergabung jadi satu. Simpan baik-baik kertas struk atm nya sebagai tanda bukti bayar. Dan cukup bawa itu saja ke kantor BPJS untuk ambil kartu.

Ketika saya kembali untuk ambil kartu sekitar jam 2 siang pada bulan puasa ternyata batas ambil nomer antrian pada bulan puasa HANYA SAMPAI JAM 1 SIANG! Ya ampun padahal saya sudah macet-macetan dan terpaksa kembali setelah lebaran. Tips dari saya selalu pantau akun sosmed BPJS, saya lihat admin page facebook BPJS cukup aktif memberi info dan membalas komen pertanyaan.

Saya pun kembali lagi untuk ambil kartu, petugas akan menanyakan ulang detil-detilnya. Seperti nama-nama anggota yang didaftarkan, alamat, no hp, dan faskes 1 pilihan. Dan entah bagaimana faskes 1 adik saya kok sama dengan saya. Entah ini kesalahan sistem, atau kesalahan petugas waktu saya mendaftar, atau saya yang kurang teliti waktu itu. Jadi harus teliti ya ketika mendaftar. Pastikan lagi data-data yang diinput petugas sudah benar sebelum dimasukan ke sistem!

Tapi biarpun begitu kita tetap bisa berobat di faskes 1 yang berbeda dimana saja dengan batas maksimal 3 kali. Oh iya kartu BPJS saat ini telah berubah wujud menjadi Kartu Indonesia Sehat.

My KIS.
Itu adalah keseluruhan pengalaman saya membuat BPJS yang ternyata tidak terlalu rumit kan. Semoga semuanya dapat diberikan kemudahan dalam semua proses pembuatan kartu BPJS! Dan sejauh ini saya sudah merasakan manfaat berobat menggunakan KIS ini. Baca juga cerita saya berobat ke Rumah Sakit Swasta Siloam sebagai rujukan: proses brobat ke rumah sakit rujukan siloam